Mengenal 8 Prosesi Sakral dalam Pernikahan Adat Bugis

August 7, 2025

Doran Souvenir – Indonesia kaya akan keragaman budaya, dan salah satu cerminan terindah dari kekayaan tersebut adalah melalui prosesi pernikahan adat. Setiap suku memiliki ritual unik yang sarat akan makna, doa, dan harapan. Salah satu yang paling dikenal dengan rangkaian prosesinya yang khidmat dan penuh gengsi adalah pernikahan adat Bugis dari Sulawesi Selatan.

Jauh dari sekadar perayaan, setiap tahapannya merupakan simbol yang mengikat dua keluarga besar dalam ikatan suci. Bagi Anda yang sedang merencanakan atau sekadar ingin mengenal lebih dalam, memahami setiap prosesi ini akan memberikan perspektif baru tentang betapa luhurnya sebuah tradisi dijaga. Berikut adalah delapan tahapan penting dalam pernikahan adat Bugis yang membuatnya begitu istimewa dan tak terlupakan.

Tahapan Pra-Pernikahan

8 Prosesi Pernikahan Adat Bugis: Tahapan Pra Pernikahan
sc: tulisandjafar

Fase pra-pernikahan dalam adat Bugis memegang peranan yang sangat fundamental, karena di sinilah fondasi dari penyatuan dua keluarga besar mulai dibangun secara resmi dan penuh hormat. Setiap ritual yang dijalankan, mulai dari tahap penjajakan awal hingga lamaran resmi, memiliki makna mendalam yang bertujuan untuk memastikan kesiapan, kesepakatan, dan restu dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, tahapan-tahapan ini merupakan sebuah proses sakral yang harus dilalui sebelum kedua mempelai dapat melangkah ke jenjang pelaminan.

1. Mammanu’-manu’

Tahapan ini secara harfiah berarti “ayam jantan” yang dapat diartikan sebagai proses penjajakan awal yang bersifat informal. Pihak keluarga pria akan melakukan penyelidikan secara diam-diam untuk mencari tahu latar belakang sang gadis, memastikan bahwa ia belum terikat dalam perjodohan lain.

Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menjaga nama baik kedua belah pihak sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius. Bagi masyarakat Bugis, proses ini menunjukkan keseriusan dan kehati-hatian pihak pria dalam memilih pasangan hidup. Prosesi ini bukan sekadar mencari kecocokan antar individu, tetapi juga memastikan terjalinnya hubungan yang harmonis antar keluarga di masa depan.

2. Mappettu Ada

Setelah proses penjajakan berhasil, dilanjutkan dengan Mappettu Ada atau lamaran resmi. Di sinilah kedua perwakilan keluarga bertemu untuk mencapai kesepakatan mengenai segala hal terkait pernikahan. Momen ini menjadi sangat krusial karena di sinilah nominal Uang Panai’ dan mahar (Sompa) ditentukan dan disepakati bersama.

Uang Panai’ sendiri merupakan sejumlah uang (di luar mahar) yang diberikan oleh pihak pria kepada pihak wanita sebagai bentuk penghargaan dan biaya untuk menyelenggarakan resepsi. Besaran Uang Panai’ seringkali menjadi simbol status sosial dan keseriusan pihak pria yang membuatnya menjadi salah satu tradisi pernikahan termahal di Indonesia.

3. Mappasili / Cemme Passili

Mappasili adalah upacara siraman atau penyucian diri yang bertujuan untuk membersihkan kedua calon pengantin dari segala hal negatif, baik secara fisik maupun spiritual. Prosesi ini biasanya dilakukan di rumah masing-masing mempelai dan dipimpin oleh seorang sesepuh atau Puang Matoa.

Air yang digunakan untuk siraman bukanlah air biasa, melainkan air yang telah dicampur dengan berbagai jenis bunga dan dedaunan yang memiliki makna filosofis. Ritual ini melambangkan pembersihan diri dari masa lalu dan kesiapan untuk memasuki kehidupan baru yang suci dan penuh berkah.

4. Mappacci

Dilaksanakan pada malam hari sebelum akad nikah, Mappacci adalah ritual malam henna yang sarat dengan doa dan harapan. Calon pengantin akan duduk di pelaminan, dan para sesepuh serta kerabat dekat akan secara bergantian menorehkan daun pacar yang telah ditumbuk halus ke telapak tangannya.

Setiap elemen dalam prosesi Mappacci memiliki makna. Daun pacar melambangkan kesucian, bantal yang diduduki melambangkan kehormatan, dan lilin yang menyala melambangkan penerangan untuk masa depan. Ini adalah momen reflektif di mana keluarga memberikan restu terakhir sebelum sang anak melepas masa lajangnya.

Baca Juga: Apa Itu Uang Panai untuk Pernikahan? Ini Penjelasannya!

Tahapan Hari Pernikahan

8 Prosesi Pernikahan Adat Bugis: Tahapan Hari Pernikahan
sc: blogspot

Setelah melewati serangkaian prosesi pra-pernikahan yang penuh makna, tibalah saatnya pada puncak dari seluruh rangkaian acara. Pada hari inilah, semua janji dan kesepakatan yang telah diikat oleh kedua keluarga besar diwujudkan dalam upacara-upacara sakral yang menyatukan kedua mempelai secara resmi, baik di mata agama maupun adat.

Setiap ritual yang dijalankan pada hari H memiliki bobot simbolis yang sangat kuat, menandai dimulainya kehidupan baru bagi pasangan sebagai suami dan istri. Berikut adalah tahapan hari pernikahan:

1. Mappenré Botting / Akad Nikah

Ini adalah inti dan momen paling sakral dari seluruh rangkaian prosesi, yaitu upacara ijab kabul yang mengesahkan ikatan kedua mempelai. Dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam, calon pengantin pria akan mengucapkan janji suci di hadapan wali nikah dari pihak wanita, para saksi, dan penghulu. Prosesi ini menandakan bahwa keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri, tidak hanya di mata hukum negara tetapi juga di hadapan Tuhan.

Lebih dari sekadar formalitas, Mappenré Botting merupakan kulminasi dari semua janji dan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Ini adalah momen di mana tanggung jawab seorang ayah berpindah kepada menantu laki-lakinya, dan di mana dua individu secara resmi memulai perjalanan hidup bersama. Suasana yang khidmat dan penuh haru menjadikan momen ini sebagai fondasi spiritual bagi kehidupan rumah tangga yang akan dibangun.

2. Mapparola

Setelah akad nikah selesai, mempelai pria beserta rombongan keluarganya akan diantar dalam sebuah arak-arakan menuju kediaman mempelai wanita untuk acara resepsi. Prosesi yang meriah ini disebut Mapparola, di mana rombongan pria akan membawa sisa Uang Panai’ (jika belum lunas) beserta berbagai hantaran lain sebagai simbol pemenuhan janji dan tanggung jawab.

Secara simbolis, Mapparola adalah sebuah pernyataan publik dari pihak pria yang menunjukkan kemampuan dan kesungguhannya untuk menafkahi istrinya. Arak-arakan ini bukan sekadar parade, melainkan sebuah penegasan kehormatan dan status keluarga yang menunjukkan bahwa sang mempelai pria telah berhasil memenuhi semua persyaratan adat untuk mempersunting istrinya.

3. Mappasikarawa / Mappasiluka

Setelah kedua mempelai bersanding di pelaminan, ada satu ritual unik dan penuh makna yang disebut Mappasikarawa. Dalam prosesi ini, mempelai pria akan dibimbing oleh seorang sesepuh untuk menyentuh salah satu bagian tubuh mempelai wanita secara simbolis, seperti pundak, lengan, atau ubun-ubun, yang menandakan sentuhan pertama mereka sebagai pasangan yang sah.

Ritual ini memiliki makna mendalam untuk “memecah kebuntuan” atau mencairkan suasana antara kedua mempelai yang mungkin sebelumnya belum pernah berinteraksi secara dekat. Selain itu, sentuhan ini juga dipercaya sebagai doa dan harapan agar rumah tangga yang akan mereka bangun senantiasa harmonis, rukun, dan terhindar dari segala malapetaka atau kesalahpahaman.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Venue Wedding Tangerang yang Wajib Anda Cek!

Tahapan Pasca-Pernikahan

8 Prosesi Pernikahan Adat Bugis: Tahapan Pasca Pernikahan
sc: pinterest

Bagi masyarakat Bugis, prosesi pernikahan tidak berhenti tepat setelah akad dan resepsi. Ikatan yang terjalin bukan hanya antara dua individu, tetapi juga dua keluarga besar. Oleh karena itu, masih ada beberapa ritual pasca-pernikahan yang perlu dijalankan untuk menyempurnakan dan memperkuat hubungan kekeluargaan yang baru terbentuk.

1. Marola / Mapparola Balasa

Beberapa hari setelah resepsi di rumah mempelai wanita, giliran mempelai wanita yang melakukan kunjungan balasan ke rumah keluarga mempelai pria. Prosesi yang disebut Marola atau Mapparola Balasa ini bertujuan untuk memperkenalkan sang istri secara resmi kepada seluruh anggota keluarga besar dan lingkungan sosial suaminya.

Ritual ini memiliki makna simbolis yang sangat penting, yaitu sebagai tanda bahwa sang istri telah diterima secara utuh dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga baru. Kunjungan ini mempererat tali silaturahmi antar besan dan memastikan bahwa mempelai wanita merasa diterima dengan hangat di lingkungan barunya, sekaligus menandai selesainya seluruh rangkaian prosesi pernikahan.

Baca Juga: 10 Rekomndasi Barang Elektronik untuk Kado Pernikahan

Penutup 

Itulah informasi tentang 8 prosesi sakral dalam pernikahan adat Bugis. Setiap prosesi dalam pernikahan adat Bugis dirancang dengan sangat teliti untuk meninggalkan kesan dan makna yang mendalam bagi kedua mempelai dan keluarga. Rangkaian ritual yang kaya akan nilai-nilai luhur ini menunjukkan betapa sakralnya sebuah ikatan pernikahan dalam tradisi Bugis.

Untuk melengkapi hari istimewa tersebut dan sebagai tanda terima kasih kepada para tamu yang telah hadir, memberikan cinderamata yang personal dan berkualitas adalah sebuah keharusan. Jika Anda membutuhkan souvenir custom untuk pernikahan, segera hubungi kami via WhatsApp Doran Souvenir. Diskusikan ide souvenir Anda, mulai dari pouch, tumbler, hingga handuk eksklusif, dengan tim ahli kami untuk mewujudkan kenang-kenangan yang sempurna.

Tags:

10 Souvenir Agustusan untuk Perusahaan yang Bermanfaat
Panduan Lengkap Aturan Pernikahan Adat Batak yang Wajib Diketahui

Artikel Terkait

Apa Itu Sighat Taklik? Mengenal Perjanjian Nikah Pelindung Hak Istri
Apa Itu Tea Pai? Mengenal Upacara Teh dalam Pernikahan Tionghoa
Konsep After Wedding Party: Cara Memperpanjang Momen Bahagia Anda