Mengenal Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Aceh dari Awal hingga Akhir

August 13, 2025

  • Home
  • /
  • Blog
  • /
  • Pernikahan
  • /
  • Mengenal Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Aceh dari Awal hingga Akhir

Doran Souvenir – Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya yang luar biasa, termasuk dalam urusan pernikahan. Setiap daerah memiliki tradisi uniknya masing-masing dalam merayakan momen sakral ini. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Aceh. 

Aceh menjadi provinsi Indonesia yang penuh akan budaya dan tradisi. Ditambah lagi, daerah ini terpengaruh oleh berbagai budaya seperti Eropa, Tionghoa, Arab, dan Hindia. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara lengkap mengenai pernikahan di Aceh. Berikut penjelasannya!

Prosesi Pernikahan Adat Aceh

Pernikahan Adat Aceh
sc: RRI

Berikut ini adalah rangkaian tahapan dalam prosesi pernikahan adat Aceh yang sarat akan nilai-nilai budaya, religius, dan kekeluargaan. 

1. Jak Keumalen 

Jak Keumalen merupakan langkah awal dalam prosesi pernikahan adat Aceh. Pada tahap ini, pihak dari calon mempelai laki-laki biasanya akan mencari informasi tentang calon pengantin perempuan, termasuk latar belakang keluarga dan perilaku sehari-harinya.

Tradisi ini dilakukan secara hati-hati dan penuh sopan santun. Jika pihak laki-laki merasa cocok, mereka akan menanyakan secara halus apakah si perempuan sudah memiliki calon suami. Jika belum, barulah dilanjutkan dengan pertanyaan apakah keluarga bersedia menjodohkan putrinya. 

Uniknya, pada masa lalu, calon pengantin pria dan wanita belum diperkenankan bertemu langsung. Sehingga semua proses ini dilakukan oleh orang tua atau perwakilan.

2. Jak ba Ranub

Selanjutnya adalah Jak ba Ranub, yaitu tahap lamaran dalam prosesi pernikahan adat Aceh. Pada tahap ini, keluarga calon mempelai laki-laki mengirim perwakilan atau theulangke untuk menyampaikan niat lamaran secara resmi kepada keluarga calon pengantin perempuan.

Utusan ini datang dengan membawa bingkisan sebagai tanda keseriusan berupa sirih (ranub), kue, baju, dan hadiah lainnya. Setelah maksud disampaikan, kedua keluarga akan berdiskusi secara kekeluargaan. 

Jika lamaran diterima, pihak perempuan akan menjawab dengan ucapan, “Insha Allah” Namun, jika ditolak alasannya pun disampaikan dengan sopan seperti ungkapan “hana get lumpo” yang berarti pernah mendapat mimpi buruk sebagai pertanda.

Baca juga: 19 Prosesi Pernikahan Adat Sunda yang Perlu Anda Pahami

Pernikahan Adat Aceh
sc: Trippers

3. Jak Ba Tanda

Setelah lamaran diterima, dilakukan Jak Ba Tanda sebagai bentuk pertunangan resmi antara calon pengantin laki-laki dan perempuan. Tahapan ini bertujuan untuk mengikat komitmen kedua belah pihak sebelum menuju jenjang pernikahan. 

Dalam prosesi ini, keluarga pria akan membawa seserahan berupa sirih, makanan, pakaian, hingga perhiasan emas yang disusun rapi di atas talam. Menariknya, setelah talam dikosongkan, pihak keluarga perempuan akan mengembalikannya dengan isi balasan berupa kue-kue khas Aceh. 

Selain sebagai simbol pengikat, acara ini juga menjadi momen untuk membahas hal-hal penting seperti mas kawin (jeulame), uang hangus (peng angoh), tanggal pernikahan, hingga jumlah rombongan yang akan hadir saat hari H. 

4. Inai

Prosesi ini merupakan tradisi malam inai atau peugaca yang digelar sebelum hari pernikahan. Biasanya berlangsung selama tiga hingga tujuh malam yang dipimpin oleh sesepuh adat dan diisi dengan berbagai doa. 

Calon pengantin perempuan akan menjalani peusijeuk (pemberian tepung mawar), peusijeuk gaca (pemberian inai di tangan), dan bate mupeh (pemberian batu giling) sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan.

Ritual inai juga menjadi momen spiritual yang penting bagi calon pengantin perempuan agar pernikahannya berjalan lancar. Menariknya, meski tidak ada aturan baku mengenai busana, sang calon pengantin akan mengenakan pakaian berbeda setiap malam sebagai bagian dari tradisi Aceh.

5. Koh Gilo 

Tahapan ini mirip dengan perawatan diri sebelum menikah, yaitu Koh Gilo atau pengikiran gigi yang dulunya menjadi bagian dari prosesi pernikahan adat Aceh. Ritual ini dilakukan oleh calon pengantin perempuan sebelum hari pernikahan, sebagai simbol bahwa ia telah atau akan menikah.

Meski tujuannya bukan hanya untuk estetika, tetapi juga sebagai penanda status pernikahan. Namun, tradisi ini kini sudah sangat jarang dilakukan. Masyarakat mulai meninggalkannya karena pertimbangan kesehatan dan kesadaran akan dampak negatif dari pengikiran gigi.

Baca juga: Prosesi Pernikahan Adat Bali Serta Tujuan dan Maknanya

Pernikahan Adat Aceh
sc: Detik

6. Koh Andam

Selain Koh Gilo, ada juga Koh Andam. Yakni pemotongan rambut halus di wajah calon pengantin perempuan agar tampak lebih bersih dan halus. Selain itu, Koh Andam juga melambangkan pembersihan diri dari masa lalu dan harapan akan kehidupan rumah tangga yang baru.

Rambut yang telah dipotong akan dimasukkan ke dalam kelapa hijau yang masih berisi air, lalu kelapa tersebut diukir dan ditanam di bawah pohon rindang. Simbol ini mencerminkan harapan agar sang pengantin perempuan dapat menjadi sosok yang kuat, teduh, dan bijak.

7. Peumano

Pernikahan adat Aceh juga mengenal prosesi Peumano, yaitu ritual memandikan calon pengantin perempuan sebagai simbol pensucian diri. Mirip dengan tradisi siraman di Jawa atau Sunda, prosesi ini dilakukan oleh kedua orang tua, keluarga dekat, serta sesepuh adat dengan jumlah orang yang memandikan harus ganjil.

Selama prosesi berlangsung, doa-doa dipanjatkan agar calon pengantin bersih lahir dan batin saat memasuki kehidupan pernikahan. Peumano menjadi momen spiritual yang sakral dan menggambarkan kesiapan mempelai perempuan untuk memulai lembaran baru sebagai istri.

8. Khatam Al Quran

Seperti yang kita tahu, mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam, sehingga prosesi Khatam Al Quran menjadi bagian penting dalam pernikahan adat Aceh. Upacara ini biasanya dipimpin oleh guru mengaji dan diawali dengan pembacaan doa keselamatan. 

Calon pengantin perempuan akan membaca ayat terakhir dari Al Quran sebagai simbol bahwa ia telah tuntas dalam belajar dan siap menjalani peran istri. Sebelum membaca ayat terakhir, calon mempelai akan disuapi ketan dan tumpo sebagai simbol keteguhan hati. 

Setelah itu, ia menyalami tamu undangan, meminta maaf, serta mengucapkan terima kasih. Acara dilanjutkan dengan permohonan doa restu kepada orang tua dan guru mengaji. Sebagai bentuk penghargaan, keluarga pengantin akan memberikan telur, beras, bereteh, dan uang secukupnya kepada guru mengaji sebagai ungkapan terima kasih.

Baca juga: 15+ Prosesi Pernikahan Adat Minang, Sakral dan Berkesan!

Pernikahan Adat Aceh
sc: Siap Nikah

9. Semah Ureung Chik

Dalam pernikahan adat Aceh, sungkeman dilakukan sebelum akad nikah. Kedua calon pengantin akan memohon restu kepada orang tua mereka masing-masing. Selain itu, prosesi ini juga dilakukan secara terpisah di rumah masing-masing.

Setelah sungkeman, calon pengantin perempuan akan menunggu di pelaminan, sementara calon pengantin pria berangkat menuju rumah mempelai perempuan. Saat tiba, pihak keluarga perempuan akan menyambut dengan pantun dan pihak laki-laki harus membalasnya. 

Jika mereka gagal, prosesi tidak bisa dilanjutkan. Bila berhasil, maka akan dilakukan tukar menukar sirih oleh kedua orang tua. Tujuannya adalah sebagai simbol diterimanya pengantin pria dan dimulainya penyatuan dua keluarga.

10. Ijab Kabul

Inilah puncak prosesi pernikahan adat Aceh, yaitu ijab kabul yang menjadi momen sakral penyatuan dua insan dalam ikatan pernikahan. Uniknya, prosesi ini dilakukan menggunakan bahasa Aceh.

Ayah dari pengantin perempuan akan mengucapkan akad dengan kalimat: “Ulon tuan peunikah, aneuk lon… (nama pengantin perempuan) ngon gata… (nama pengantin laki-laki) ngon meuh... (jumlah mahar) mayam.”

Sebagai tanda sahnya pernikahan, pengantin laki-laki akan menjawab dengan lantang, “Ulon tuan terimong nikah ngon kawen… (nama pengantin) ngon meuh… (jumlah mahar) mayam, tunai.” Kalimat ini menjadi penegasan bahwa ia menerima pernikahan tersebut dengan tanggung jawab.

11. Pertemuan Pengantin

Setelah sah menikah, prosesi pernikahan adat Aceh dilanjutkan dengan pertemuan pengantin, yaitu momen ketika mempelai pria dipertemukan secara langsung dengan istrinya. Sebelum memasuki ruangan, pengantin pria terlebih dahulu membasuh dan membersihkan kakinya. 

Ritual ini melambangkan kesiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga dengan hati dan niat yang bersih, suci lahir dan batin. Sesampainya di hadapan sang istri, pengantin perempuan melakukan sungkeman sebagai bentuk penghormatan. 

Dalam prosesi ini, pengantin pria juga memberikan amplop berisi uang kepada istrinya sebagai simbol kesanggupan untuk menafkahi keluarganya. Momen ini menjadi penutup penuh makna dalam rangkaian prosesi pernikahan adat Aceh.

Baca juga: 10 Prosesi Pernikahan Adat Tionghoa, Penuh Makna dan Tradisi

Penutup

Pernikahan Adat Aceh
Sc: Popbela

Itulah beberapa tahapan dalam prosesi pernikahan adat Aceh yang kaya akan makna dan nilai budaya. Setiap rangkaian bukan hanya sekedar tradisi, tapi juga bentuk penghormatan kepada leluhur, agama, serta ikatan kekeluargaan yang kuat. 

Agar pernikahan Anda semakin berkesan, jangan lupa siapkan souvenir custom yang unik untuk para tamu. Doran Souvenir siap membantu menghadirkan souvenir istimewa yang sesuai konsep acara pernikahan Anda. Untuk informasi selengkapnya, hubungi kami via WhatsApp.

Tags:

10 Merk Handuk Terbaik, Bahan Lembut Nyaman di Kulit
10+ Ide Souvenir 17 Agustus yang Unik dan Harga Terjangkau

Artikel Terkait

Apa Itu Tea Pai? Mengenal Upacara Teh dalam Pernikahan Tionghoa
Konsep After Wedding Party: Cara Memperpanjang Momen Bahagia Anda
7 Jenis-Jenis Mahar Pernikahan, dari Tradisional hingga Modern
Syarat Nikah di KUA 2025: Panduan Lengkap Dokumen dan Cara Daftar
Ceklis Lengkap Persiapan Lamaran untuk Pihak Pria dan Wanita